I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Telur merupakan sumber
protein yang sangat
baik dan penting
bagi tubuh. Telur termasuk bahan pangan hewani yang mudah
didapatkan dan termasuk
murah. Tidak heran bila telur menjadi
bagian dari menu yang terhidang di meja makan setiap harinya. Selain kaya
nutrisi, telur juga banyak dimanfaatkan dalam pengolahan makanan. Kandungan
protein yang tinggi dan spesifik membuat telur mempunyai nilai fungsional dalam
proses pengolahan makanan. Namun telur juga merupakan bahan yang mudah rusak dan
telah tercatat sebagai
salah satu bahan
pangan yang sangat
rentan kontaminasi,
terutama bakteri patogen.
Penanganan telur sebagai
bahan pangan menjadi sangat penting
untuk memastikan kualitas telur yang diolah atau dikonsumsi. Oleh karena itu
pemahaman mengenai asal,
karakteristik telur dan fungsinya
menjadi sangat penting.
Penurunan
kualitas telur antara lain disebabkan masuknya mikroba-mikroba perusak ke dalam
isi telur melalui pori-pori kerabang telur, menguapnya air dan gas karena
pengaruh suhu lingkungan. Ruang penyimpan yang mlembab akan menyebabkan
kerabang berjamur.
Kuning
telur merupakan bagian telur terpenting, karena didalamnya terdapat bahan
makanan untuk perkembangan embrio . Telur yang segar kuning telumya terletak
ditengah-tengah, bentuknya hula dan warnanya kuning sampai jingga Beberapa
pendapat mengatakan bahwa makanan berpengamh langsung terhadap warm kumng telur
(mengandung pigmen kuning). Kuning telur memiliki komposisi gizi yang lebih
lengkap dibandingkan puith telur, yang terdiri dari air, protein, lemak karbohidrat,
vitamin dan mineral.
Putih
telur terdiri 40% berupa bahan pada yang terdiri dan empat lapisan yaitu :
lapisan putih telur tipis, lapisan tebal, lapisan tipis bagian dalam clan
lapisan "Chalaziferous". Kekentalan putih telur yang semakin tinggi
dapat ditandai dengan tingginya putih telur kental Hal ini menunjukkan bawa
telur kondisinya masih segar, karena putih telur banyak mengandung air, maka
bagian ini lebih mudah cepat rusak
Kerabang
telur merupakan bagian terluar yang membungkus isi telur dan berfungsi
mengurangi kerusakan fisik maupun biologis, serta dilengkapi dengan poripori
kulit yang berguna untuk pertukaran gas dan dalam dan luar kulit telur, tebal
kerabang telur berkisar antara 0,33 - 0,35 mm. Tipisnya kulit telur dipengaruhi
beberapa faktor yakni : umur type ayam, zat-zat makanan, peristiwa faal dari
organ tubuh, stress dan komponen lapisan kulit telur. Kulit yang tipis relatif
berpori lebih banyak dan besar, sehingga mempercepat turunnya kualitas telur
akibat penguapan dan pembusukan lebih cepat.
1.2 Tujuan dan manfaat
Tujuan dilakukan praktikum karakteristik dan ukuran-ukuran telur yaitu untuk
mengetahui karakteristik yang ada pada telur dan ukuran-ukuran telur ayam
kampung.
Manfaat
dari praktikum ini yaitu untuk menambah wawasan pengetahuan tentang
karakteristik atau bentuk-bentuk telur serta ukuran-ukuran telur ayam kampong.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Telur
Ayam Kampung
2.1.1. Telur Ayam Kampung
Ayam kampung merupakan
salah satu unggas lokal yang umumnya dipelihara petani di pedesaan sebagai
penghasil telur tetas, telur konsumsi, dan daging. Selain dapat diusahakan
secara sambilan, mudah dipelihara dengan teknologi sederhana, dan sewaktu-waktu
dapat dijual untuk keperluan mendesak. Ayam kampung sebagai salah satu
spesies ayam di Indonesia berasal dari genus gallus, salah satu
diantaranya yaitu ayam hutan merah (Gallus
gallus) yang terdapat di hutan Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Sulawesi. Selain itu Gallus javanicus
yang dikenal sebagai ayam hutan hijau terdapat di Pulau Jawa, Bali sampai Nusa
Tenggara Barat (Srigandono, 1997).
Variasi individu ayam kampung meliputi
warna bulu putih, kuning, merah, hitam, blirik, blorok, dan warna bulu lainnya.
Ukuran tubuh, produktivitas telur, laju pertumbuhan dan penampilan fisik juga
bervariasi. Ayam jantan memiliki warna kulit kuning pucat, warna bulu lebih
indah, warna kaki hitam campur putih, dan bentuk tubuh lonjong. Sedangkan ayam
betina berbentuk segi empat, pial berwarna merah dan kecil (Yuwanta, 2004).
2.1.2. Warna Telur Ayam
Kampung
Kerabang telur ayam kampung sebagian
besar berwarna putih atau kecoklatan. Pigmen yang dihasilkan di uterus pada
saat kerabang diproduksi menimbulkan warna tersebut. Pigmen coklat pada
kerabang telur adalah porhpyrin yang
secara merata disebarkan ke seluruh kerabang (Suprijatna et al., 2005).
2.1.3. Tekstur Telur Ayam
Kampung
Tekstur Telur Ayam Kampung dapat dilihat
permukaan kerabang telur. kerabang telur
dengan permukaan agak berbintik-bintik. Kerabang telur merupakan
pembungkus telur yang paling tebal, bersifat keras dan kaku. Pada
kerabang terdapat pori-pori yang berfungsi untuk pertukaran gas. Pada
permukaan luar kerabang terdapat lapisan kutikula, yang merupakan pembungkus
telur paling luar. Tekstur telur ayam kampung dapat dilihat dan diraba, yaitu
permukaan telur dapat berupa halus dan kasar (Suprijatna et al., 2005).
2.2 Ukuran Dimensi
Telur Ayam Kampung
2.2.1. Panjang dan Diameter
Telur Ayam Kampung
Berdasarkan asal
hewannya bentuk telur bermacam-macam mulai dari hampir bulat dan lonjong.
Beberapa faktor yang menimpa induk penghasil telur mempengaruhi bentuk telur, contohnya
faktor turun temurun, umur induk ketika bertelur serta sifat fisiologis didalam
tubuh induk (Sudaryani, 2006).
Ukuran bentuk telur
biasa dinyatakan dengan indeks perbandingan antara lebar dan panjang dikalikan
100 %. Adapun panjang telur ayam kampung yang idealnya adalah kurang lebih
5 cm, sedangkan lebar telur ayam kampung adalah 4 cm (Suprijatna,
2005).
2.2.2. Bobot Telur Ayam
Kampung
Berat telur sering
dipakai sebagai kriteria seleksi untuk ayam kampung. Kriteria sangat besar
(extra large) yaitu telur dengan berat 57,8 gram ke atas, besar (large) yaitu
telur dengan berat 49,7 – 57,7 gram, sedang (medium) yaitu telur dengan berat
42,7 – 49,6 gram, dan kecil (small) yaitu telur dengan berat kurang dari 42,6
gram (Hardjosubroto, 1994). Besar atau kecilnya telur yang diproduksi ayam
dipengaruhi oleh faktor- faktor sebagai berikut, yakni keturunan terutama yang
terkait dengan kualitas genetik tetua-tetua
yang menghasilkan keturunannya, produksi
telur yang memiliki hubungan
negatif dengan ukuran-ukuran telur. Hal ini berarti bahwa ayam yang
menghasilkan telur dengan ukuran telur lebih besar akan memproduksi telur dalam
jumlah yang sedikit dan sebaliknya. (Scanes et
al., 2003).
Faktor genetik berpengaruh terhadap lama
periode pertumbuhan ovum sehingga yolk yang lebih besar akan
menghasilkan telur besar. Telur pertama yang dihasilkan induk lebih kecil
daripada yang dihasilkan berikutnya, ukuran telur akan meningkat sesuai dengan mulai
teraturnya induk bertelur. Ukuran telur akan meningkat dengan meningkatnya
kandungan protein pakan. Cuaca juga berpengaruh karena cuaca panas akan
mempengaruhi kondisi kandang dan menyebabkan menurunnya ukuran telur
(Suprijatna et al., 2005).
2.2.3. Indeks Telur Ayam
Kampung
Sebagian besar telur
ayam berbentuk oval. Bentuk telur secara umum disebabkan oleh faktor genetis.
Setiap induk bertelur berurutan dengan bentuk yang sama, yaitu bulat, panjang,
atau lonjong (Suprijatna et al.,
2005). Pengamatan bentuk telur dilakukan dengan mengukur indeks bentuk telur,
yaitu perbandingan antara ukuran lebar atau diameter terbesar dengan panjang
dari telur utuh. Indeks bentuk telur yang ideal adalah sebesar 0,74.
Kriteria telur ayam kampung yang baik untuk ditetaskan (hatching egg) yaitu bentuk telur normal dengan indeks 74%.
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 April
2015 pukul 09.00 WITA – selesai, di Kandang Ternak Unggas, Fakultas
Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan
kegunaan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat
dan Kegunaan yang digunakan pada praktikum karakteristik
dan ukuran-ukuran telur ayam kampung
Nama Alat
|
Kegunaan
|
Pulpen
|
Sebagai alat untuk menulis
|
Buku
|
Sebagai alat untuk tempat menulis.
|
Jangka sorong
|
Sebagai alat untuk mengukur telur
|
Timbangan
|
Sebagai alat untuk mengukur bobot telur
|
Bahan dan kegunaan yang digunakan dalam praktikum ini
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan yang digunakan
pada praktikum karakteristik dan ukuran-ukuran telur ayam kampung
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1.
Telur ayam kampung
|
Sebagai
bahan pengamatan
|
3.3 Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1.
Membawa alat dan bahan
2.
Melakukan pengukuran pada
telur ayam kampung
3.
Mencatat hasil pengukuran
4.
Membuat laporan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ukuran dimensi telur ayam kampung
Adapun ukuran dimensi telur ayam
kampung dapat di lihat pada Tabel 3.
Tabel
3. Ukuran dimensi telur ayam kampung.
Ukuran-ukuran telur
|
Rata-Rata
|
Bobot
(gr)
|
38.12 ± 3.00
|
Panjang
(cm)
|
4.83 ± 0.17
|
Diameter
(cm)
|
3.56 ± 0.08
|
Indeks
(%)
|
0.74 ± 0.03
|
Total
|
47.24 ± 3.28
|
4.2 Karakteristik warna
telur ayam kampung
Adapun karakteristik warna telur ayam
kampung dapat di lihat pada Tabel 4.
Tabel
4. Karakteristik warna telur ayam
kampung
Warna
|
Jumlah (n)
|
Persentase (%)
|
Putih
|
25
|
73.53
|
Coklat
|
6
|
17.65
|
Kuning
|
3
|
8.82
|
Total
|
34
|
100
|
4.3 Karakteristik warna
telur ayam kampung
Adapun karakteristik
tekstur telur ayam kampong dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel
5. Karakteristik tekstur telur ayam
kampung
Tekstur
|
Jumlah (n)
|
Persentase (%)
|
Halus
|
30
|
88.24
|
Kasar
|
4
|
11.76
|
Total
|
34
|
100
|
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di
atas yaitu sebagai berikut :
1.
Ayam kampung merupakan
salah satu unggas lokal yang umumnya dipelihara petani di pedesaan sebagai
penghasil telur tetas, telur konsumsi, dan daging. Warna telur ayam kampong umumnya
berwarna putih atau kecoklatan. Pigmen yang dihasilkan di uterus pada saat
kerabang diproduksi menimbulkan warna tersebut serta Tekstur telur ayam kampung dapat dilihat
dan diraba, yaitu permukaan telur dapat berupa halus dan kasar.
2.
Telur ayam
kampong memiliki bentuk telur bermacam-macam mulai dari
hampir bulat dan lonjong, serta ada yang
besar da nada juga yang kecil dan indeks ayam kampung yang baik itu adalah
0.70-0.75%.
5.2
Saran
Sebaiknya sebelum praktikum di
laksanakan terlibih dahulu di ajarkan apa-apa yang harus diamati agar praktikan
tidak bingung dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjosubroto,
W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di
Lapangan. Grasido. Jakarta.
Srigandono, B.
1997. Produksi Unggas Ayam. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Scanes et al.,
2003. Dasar-dasar Ilmu Telur. Universitas
Diponegoro Press, Semarang.
Sudaryani,
T., 2006. Kualitas Telur. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suprijatna, E.
U. 2005. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. Ilmu
Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yuwanta, T.
2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius,
Yogyakarta