MAKALAH
“BUDIDAYA
AYAM KAMPUNG PEDAGING”
OLEH :
MANTO
L1A113148
PROGRAM
STUDI PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. Wb
Pertama-tama, marilah kita mengucapkan syukur pada Allah SWT yang telah
memberi rahmat kepada kita berupa kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tanpa halangan apa pun.
Kami mengharap makalah ini dapat memberikan sedikit pengetahuan bagi kita
semua.Dan ucapan terima kasih kepada pembimbing kami karena telah mengarahkan
kami pada hal-hal yang positif.
Kami
sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.oleh karena itu, kritik
dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami
harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan dan
pertimbangkan guna perbaikan di masa yang datang.
Wassalamualaikum wr. wb
Kendari, 19 Desember 2013
Penyusun,
MANTO
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA
PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
Budidaya ayam kampung pedaging.............................................................. 3
A. Bibit......................................................................................................... 3
B.
Pakan....................................................................................................3
C.
Perkandangan.......................................................................................4
D.
Manajemen pemeliharaan....................................................................5
E.
Menjaga kesehatan..............................................................................6
F.
Macam-macam penyakit......................................................................8
G.
Melakukan
pemanenan........................................................................9
H.
Pemasaran............................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................11
B. Saran
..................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beternak ayam
kampung banyak ditekuni masyarakat sejak jaman dulu karena ayam kampung rasanya
lebih enak dibanding ayam ras dan mempunyai nilai ekonomi yang cendrung naik,
memasarkannyapun lebih mudah karena banyak pembeli yang biasa datang langsung
ke rumah-rumah yang memelihara ayam kampung.
Perawatan Ayam
kampung atau ayam buras (bukan ras) tergolong mudah, daya tahan hidupnya cukup
tinggi, adaptasi dengan lingkungan dan makanan mudah serta banyak digemari
masyarakat karena baik daging maupun telurnya memiliki cita rasa yang lebih
disukai dibandingkan ayam ras.
Secara umum,
ayam kampung masih banyak dipelihara secara ekstensif-tradisional atau umbaran
walaupun sudah ada beberapa peternak yang membudidayakannya secara intensif,
namun jumlahnya masih sedikit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah populasi ayam
kampung yang jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan ayam ras baik secara
nasional maupun yang ada di daerah Kabupaten Bogor.
Menurut data
Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 populasi ayam kampung atau ayam buras
nasional baru mencapai 268.957.000 ekor , sementara populasi ayam ras sudah
mencapai 1.249.952.000 ekor . Untuk di kabupaten Bogor, dinas peternakan
provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 mencatat populasi ayam kampung baru
mencapai 1.318.299 ekor , sementara ayam ras sudah mencapai 15.771.780 ekor.
Rendahnya
tingkat produksi ayam kampung disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat
pertumbuhannya yang relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan ayam ras,
terbatasnya manajemen pemeliharaan dan tingginya variasi genetik pada ayam
kampung itu sendiri sehingga masih banyak peternak yang kurang
membudidayakannya terutama untuk penghasil daging dan telur. Padahal, bila ayam
kampung ini dibudidayakan secara intensif dengan pemberian pakan yang baik dan
teratur, pertumbuhan ayam jauh lebih cepat dibandingkan dengan pola
pemeliharaan ala kadarnya atau umbaran.
Oleh karena
itu, dengan pemeliharaan yang intensif, pemberian pakan dan vaksin secara
teratur serta menjaga kebersihan kandang maupun lingkungan sekitarnya,
pertumbuhan ayam kampung pedaging akan lebih cepat. Atas dasar itu, beternak
ayam kampung pedaging merupakan suatu peluang usaha yang cukup menjanjikan.
B. Tujuan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah:
a. Untuk memenuhi
tugas Ilmu Dan Teknologi Produksi Ternak Unggas
b. Untuk menambah
pengetahuan tentang Budidaya Ayam Kampung Pedaging
C. Manfaat
Manfaat dari
pembuatan makalah ini adalah:
a. Bertambahnya pengetahuan tentang Budidaya Ayam
Kampung Pedaging
BAB II
PEMBAHASAN
Budidaya Ayam Kampung Pedaging
Mengubah sistem
beternak ayam kampung dari sistem ekstensif ke sistem semi intensif atau
intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional
(ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi, kalau
dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor
pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif.
Untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu
kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
A.
Bibit
Bibit mempunyai
kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam
kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara:
a. Membeli DOC
ayam kampung langsung dari pembibit
b. Membeli telur
tetas dan menetaskannya sendiri atau membeli indukan untuk menghasilkan telur
tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin
penetas.
Secara singkat
DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut :
a. Dapat berdiri
tegap
b. Sehat dan tidak
cacat
c. Mata bersinar
d. Bulu bersih dan mengkilap
e. Tanggal menetas
tidak lebih lambat atau cepat.
B.
Pakan
Kita ketahui
bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu
usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak
serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan
pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan
alternatif seperti sisa dapur atau warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS
dan lain sebagainya, terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah
kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar
(PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan
yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
a. 7 gram/per hari
sampai umur 1 minggu
b. 19 gram/per
hari sampai umur 2 minggu
c. 34 gram/per
hari sampai umur 3 minggu
d. 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
e. 58 gram/per
hari sampai umur 5 minggu
f. 66 gram/per
hari sampai umur 6 minggu
g. 72 gram/per
hari sampai umur 7 minggu
h. 74 gram/per
hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air
diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal
pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
C. Perkandangan
Syarat kandang
yang baik adalah sebagai berikut:
a. Jarak kandang
dengan permukiman minimal 5 m.
b. Tidak lembab
c. Sinar matahari
pagi dapat masuk
d. Sirkulasi udara cukup baik.
Sebaiknya
memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain
agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan
kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity
dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak
itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai
produsen pembuatan obat.
Hal yang perlu
diperhatikan dalam perkandangan adalah sebagai berikut:
a) Ukuran kandang
Tidak ada
ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar
kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m.
Adapun yang
perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter
persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2
minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
b) Bentuk kandang
Untuk bentuk
kandang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang
terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model
atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang
sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan
ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan
fase finisher (umur 5-8 minggu).
Pada fase
starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau
juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar
antara 30-32°C.
Pada fase
finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam
broiler
D. Manajemen
Pemeliharaan
Manajemen atau
tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu
usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang
berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila
manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada
ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a. Ekstensif atau tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol
pakan dan kesehatan
b. Semi intensif
(disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan
ternak akan tetapi tidak ketat
c. Intensif
(dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat.
Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang
lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit.
E. Menjaga
Kesehatan
Menjaga
kesehatan ayam kampung dapat dilakukan dengan cara melakukan pencegahan
terhadap ayam agar tetap sehat dan mengobati ayam apabila terserang penyakit.
Pencegahan terhadap penyakit ayam kampung dapat dilakukan dengan cara sanitasi,
isolasi dan vaksinasi.
1. Sanitasi
Sanitasi
merupakan kegiatan usaha penjagaan kesehatan melalui kebersihan. Sanitasi
kandang, peralatan dan lingkungannya bertujuan agar kandang dan peralatan
tetap bersih, bebas hama, mencegah penyakit yang
mungkin ditimbulkan dari pemeliharaan pada periode
sebelumnya.
Dengan tindakan
sanitasi tersebut diharapkan kandang dan ayam dapat terjaga kesehatannya
sehingga tingkat kematian ayam karena penyakit dapat dicegah sehingga tidak
terjadi penurunan produksi.
Kegiatan
sanitasi yang perlu dilakukan meliputi :
Pembersihan
terhadap kotoran ayam.
Menjaga alas
kandang (litter) tetap kering.
Pencucian
terhadap tempat pakan dan air minum
Kebersihan
terhadap pakan dan air minum agar tidak tercampur dan tercemar oleh
penyakit.
Mencucihamakan
(mendesinfektant) kandang
Membuang
segera ayam yang telah mati.
2. Isolasi
Isolasi
yaitu pemisahan ayam yang sakit dari yang sehat.
Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit dari ternak
yang sakit ke ternak yang sehat dan memudahkan
pengobatan.
Ayam sakit
harus ditempatkan dalam kandang tersendiri atau kandang karantina yang jauh
dari ayam sehat.
Kegiatan
isolasi antara lain :
Tidak memelihara ayam yang berbeda umur
dalam satu kandang ternak.
Para pengunjung
atau tamu tidak diperbolehkan masuk ke dalam kandang
Gudang untuk
litter dan peralatan lain ditempatkan sejauh mungkin dari kandang.
Menjaga
jangan sampai burung dari luar, lalat, tikus dan binatang lainnya
dapat masuk dan mengganggu ayam ayam.
Jika
ternak yang diisolasi sudah
sehat dapat dicampurkan lagi ke dalam kandang ternak yang sehat.
3. Vaksinasi
Vaksinasi yaitu
usaha untuk memberikan kekebalan pada ayam terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan vaksin adalah suatu produk biologi yang berisi sejumlah
mikroorganisme sebagai penyebab suatu penyakit. Vaksinasi umumnya dilakukan
untuk mencegah serangan penyakit yang disebabkan virus.
Vaksin dapat berisii antara lain
:
Virus hidup
(Vaksin aktif) adalah vaksin yang berisi virus hidup yang telah dilemahkan,
akan tumbuh dan berkembang biak didalam tubuh ternak.
Vaksin mati
(Vaksin inaktif) adalah vaksin yang berisi virus atau bibit penyakit
Mikroorganisme
dalam vaksin akan mati apabila disimpan pada suhu panas atau terkena sinar
matahari langsung. Perlu diperhatikan saat pengangkutan, waktu
penyimpanan dalam suhu rendah (2-8ºC) dan sampai saat vaksin
digunakan. Ayam hanya dapat membentuk kekebalan tubuh dengan
dosis vaksin yang telah ditetapkan.
Kebutuhan
vaksinasi untuk masing-masing daerah berlainan, dan
pada umumnya vaksin yang diperlukan adalah vaksin ND. Vaksinasi hanya dapat
dilakukan untuk ayam yang sehat saja dan disesuaikan dengan
umurnya.
Program vaksinasi
yang dilakukan untuk ayam kampung pedaging dengan menggunakan vaksin (aktif +
inaktif) sebagai berikut :
a)
Umur 4 hari,
vaksin ND IB melalui tetes dan 0.3 cc ND AI dengan injeksi dibawah kulit (Sub
Cutan)
b) Umur 12 hari, vaksin gumboro (IBD) melalui
air minum.
Beberapa hal
yang harus diperhatikan apabila melakukan vaksinasi melalui air minum, antara
lain :
Kosongkan tempat minum 1 – 2 jam
sebelum melakukan vaksinasi atau dipuasakan.
Bersihkan tempat minum dari segala
kotoran, tetapi jangan menggunakan bahan sanitasi atau desinfektan, karena
kedua bahan tersebut dapat melemahkan bahkan mematikan efektivitas
atau aktivitas vaksin.
Untuk membuat larutan vaksin harus
digunakan air bersih dan tempat mencampurnya dari plastik yang bersih.
Penyimpanan dan penggunaan
vaksin harus hati-hati.
Simpanlah pada suhu yang dianjurkan dan
hindarkan dari panas atau sinar matahari langsung
Jangan menggunakan vaksin yang sudah
lewat batas penggunaan atau kadaluwarsa.
Berikan dengan dosis yang sudah ditentukan
Bakarlah atau musnahkan semua sisa dan
kemasan vaksin
Berikan tempat minum yang cukup,
sehingga semua ayam mendapat minum.
Bila air yang mengandung vaksin sudah
habis, segera tambahkan air minum yang masih segar.
c) Umur 36 hari,
vaksin ND AI dengan injeksi intra muskular.
F. Macam-Macam
Penyakit
Berikut kami
uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
a)
Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk,
gemetaran, kepala berputar putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran
berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur,
sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
b)
Gumboro (gumboro disease)
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan
gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak,
diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan
menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
c)
Penyakit cacing ayam (worm disease)
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang
aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing
secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara
berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing
seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin,
piperazin dan lain sebagainya
d)
Berak kapur (Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah
pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk
terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4,
coxalin, neo terramycyn atau lainnya
e)
Berak darah (Coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat
lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah,
bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang
baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian
coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin,
diklazuril atau lainnya.
G. Melakukan
Pemanenan
Ada 4 faktor
yang perlu diperhatikan dalam menentukan waktu pemanenan ayam pedaging,
yaitu :
a. Bobot badan
akhir
b. Lama
pemeliharaan
c. Harga jual, dan
d. Kesehatan ayam.
Apabila ayam yang dipelihara
di dalam pakannya dengan campuran atau tambahan antibiotik, maka
1 – 2 minggu sebelum dipanen hendaknya pemberian antibiotik ini
dihentikan. Hal ini dikhawatirkan penggunaan antibiotik yang berlebihan
akan berpengaruh terhadap daging ayam. Bila daging ayam
ini dikonsumsi manusia dikhawatirkan akan terjadi penimbunan sedikit demi
sedikit yang akhirnya dapat mengganggu kesehatan manusia. Meskipun sebenarnya
hal tersebut masih sulit untuk dibuktikan akan kebenarannya.
Pada saat ayam
dipanen, ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu cara penangkapan dan
pengangkutannya. Untuk
mendapatkan hasil yang baik ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai
pedoman, yaitu:
Peralatan
kandang dikeluarkan terlebih dahulu, sehingga memudahkan dalam penangkapn ayam,
kemudian kawat sekat.
Hindarkan
perlakuan kasar
Sebagai tempat
menarik ayam sebaiknya digunakan tempat (krat) yang tidak
melukai ayam
Dalam
setiap pengangkutan hendaklah secukupnya
saja tidak terlalu padat.
H. Pemasaran
Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena
disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong
tinggi dan stabil, namun produksi masih terbatas.
Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong
(karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket
sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DOC ayam
kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri
tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, bulu bersih dan mengkilap dan
tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
Bahan pakan
yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif
seperti sisa dapur atau warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS dan lain
sebagainya, terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap
memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar
12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Syarat kandang
yang baik adalah sebagai berikut: jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m,
tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk, sirkulasi udara cukup baik.
Sistem
pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
ekstensif atau tradisional (diumbar),
semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar, intensif
(dikandangkan seperti ayam ras).
Menjaga
kesehatan ayam kampung dapat dilakukan dengan cara melakukan pencegahan
terhadap ayam agar tetap sehat dan mengobati ayam apabila terserang penyakit
Berikut kami
uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
tetelo (ND), gumboro (gumboro disease), penyakit cacing ayam (worm disease),
berak kapur (Pullorum), berak darah (Coccidiosis)
Format
recording dapat diperoleh dari suatu industri atau perusahaan peternakan dan
dapat dibuat sendiri. Biasanya recording berisi :
nama farm, penanggung jawab farm, identitas kandang, dapat berupa nama kandang
atau nomor kandang, tanggal penerimaan DOC, tanggal menetas DOC,
strain/jenis/galur, jumlah DOC, rata-rata berat badan (BB) DOC, waktu (minggu
dan hari), jumlah populasi ayam (ayam mati, ayam hidup), jenis dan jumlah pakan
yang diberikan, jenis dan dosis vitamin, obat-obatan dan vaksin yang diberikan,
rata-rata BB mingguan (g/ekor), jumlah ayam yang dipanen dan rata-rata BB
akhir.
Ada 4 faktor
yang perlu diperhatikan dalam menentukan waktu pemanenan ayam pedaging,
yaitu : bobot badan akhir, lama pemeliharaan, harga jual dan kesehatan ayam.
Pada saat ayam
dipanen, ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu cara penangkapan dan
pengangkutannya.
Pemasaran ayam
kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi,
harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, namun produksi masih
terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong
(karkas).
B. Saran
Saran kami
yaitu bahwa budidaya ayam kampung pedaging tidaklah sesulit seperti yang kita
bayangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar