Rabu, 10 Juni 2015

Laporan sistem pencernaan unggas

I.    PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pencernaan  adalah  penguraian  bahan  makanan ke dalam zat- zat makanan dalam saluran  pencernaan  untuk  dapat  diserap dan  digunakan  oleh  jaringan – jaringan   tubuh.  Pada  pencernaan  tersangkut  suatu  seri  proses  mekanis  dan  khemis  dan  dipengaruhi oleh banyak  factor.
Saluran  Pencernaan  dapat di anggap sebagai  tabung  memanjang  yang  dimulai  dari mulut  sampai  anus  dan  pada  bagian  dalam  dilapisi  oleh  mukosa.  Sistem   pencernaan terdiri  dari  seluran  pencernaan  dan  organ  asosori.  Saluran  pencernaan  merupakan  organ yang  menghubungkan  dunia  luar  dengan  dunia  dalam  tubuh  hewan,  yaitu  proses metamolik di dalam tubuh.
Sistem pencernaan unggas berbeda dengan pencernaan hewan lainnya. Unggas tidak memiliki gigi  sehingga  tidak  terjadi pencernaan mekanik di dalam beak. Makanan  akan  langsunmelewati  esophagus  dan  selanjutnya  menuju tembolok  yang  disertai  dengan  sekresi  mukus  oleh  tembolok  yang  berfungsi sebagai pelumas untuk menghaluskan makanan. Tembolok merupakan organ penyimpanan makanan sementara, kapasitas tembolok mampu menampung bolus hingga 250 g. Organ ini banyak terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat lapar- kenyang di hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan di dalam tembolok mempengaruhi tindakan makan atau menghentikan makan. Setelah melewati pelumasan di dalam tembolok, selanjutnya makanan akan menuju pada lambung kelenjar atau proventriculus serta disekresikan enzim pepsin dan amilase oleh organ  tersebut.  Makanan  berlanjut  pada  tahap  pencernaan  di  gizzard  yaitu lambung yang tersusun oleh otot yang kuat berisi pasir atau bebatuan yang akan menghancurkan makanan.
Proses absorpsi terjadi di dalam usus halus yang terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum. Menurut Soeharsono (2010), hubungan relatif antara usus halus dengan tubuh pada unggas lebih pendek daripada mamalia, tetapi terdapat variasi panjang, yang dipengaruhi oleh kebiasaan makan (eating habits). Usus halus akan lebih panjang pada unggas pemakan hijauan dan butiran sedangkan pada unggas pemakan daging lebih pendek. Disimpulkan bahwa pencernaan untuk pakan hijauan atau biji-bijian lebih lama dibandingkan dengan unggas pemakan daging hal ini dilihat dari perbandingan panjangnya usus halus pada unggas. Setelah melewati pencernaan di usus halus, makanan akan menuju ke usus besar, dan kloaka.  Unggas yang memakan biji-bijian dapat memiliki dua sekum yang besar, sedangkan pada jenis unggas lainnya hanya terdapat kantung sekum yang rudimter bahkan pada beberapa unggas tidak memiliki sekum sama sekali. Saluran terakhir dari pencernaan unggas adalah kloaka yang merupakan tempat pembentukan feces. kloaka pada unggas betina adalah daerah pertemuan antara saluran telur, urine, serta feces. Sedangkan pada unggas jantan sebagai pengganti oviduct ialah vasa deferentiae.
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu diadakannya praktikum ilmu ternak unggas dengan judul organ pencernaan pada ayam broiler

B.       Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui fungsi sistem pencernaan pada ayam broiler dan ukuran-ukuran sistem pencernaan pada ayam broiler.
Manfaat dari praktikum ini yaitu untuk menambah pengetahuan tentang fungsi dan ukuran-ukuran system pencernaan pada ayam broiler.











II.    TINJAUAN PUSTAKA
1. Organ pencernaan  ayam
A.   Mouth (Mulut)
Ayam tidak mempunyai  bibir, lidah, pipi dan gigi sejati,  bagian mulut atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang. Lidah berfungsi untuk membantu menelan makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk mempermudah masuk keoesophagus (Nesheim et al., 1997).
B.   Oeshophagus (Tenggorok)
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian.Dinding  dilapisi  selaput  lendir  yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis  oesophagus  menutup  dengan  adanya  otot.  Fungsi  oesophagus adalah menyalurkan  makanan  ke tembolok. bawah (North, 1998)

C.   Crop (Tembolok)
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus. Tembolok adalah modifikasi dari esofagus. Fungsi utama dari organ ini adalah untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam makan dalam jumlah banyak. Bolus berada di tembolok selama dua jam. Kapasitas tembolok mampu menampung pakan 250 g. Pada tembolok terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-lapar di hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan memberikan respon pada saraf untuk makan atau menghentikan makan (Yuwanta 2004).
Tembolok mensekresikan mukus yang berfungsi sebagai cairan lubrikasi yang dapat menghaluskan pakan. Jika ayam lapar, pakan akan melewati tembolok dan menuju langsung ke proventrikulus dan lambung otot. Selama proses memakan, tembolok mulai terisi dan bertindak sebagai organ penyimpanan
Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman. Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan (Sudaryati, 1994). 
D.   Proventriculus (Lambung Kelenjar)
Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna protein (Nesheim et al., 1997). Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis (Akoso, 1993). Karena makanan berjalan cepat  dalam jangka waktu yang pendek di dalam proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara enzimatis sedikit terjadi (North, 1998).
E.   Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan  berasal dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju keduodenum. Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan lisut (Akoso, 1993).
 Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas atas dari intestineGizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyaimucosa yang tebal. Perototan empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit (Akoso, 1993).
Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam (Nesheim et al., 1979). Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke saluran intestine (North, 1998).

F.    Small Intestine (Usus Kecil)
Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum berbentuk huruf  V dengan bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik. Menurut Akoso (1993) selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel dari small intestine yang dapat mencerna protein dan karbohidrat (North, 1998). Pencernaan pakan ayam di dalam usus kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi asam amino. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.
G.  Ceca (Usus Buntu)
Ceca terletak diantara small intestine (usus kecil) dan large intestine (usus besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja (Akoso, 1993). Fungsi utama ceca secara jelas belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat  sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh aktivitas mikroorganisma (Nesheim et al., 1997).

H.  Large Intestine (Usus Besar)
Large intestine  berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diameter small intentine dan berakhir pada kloaka (North, 1998). Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka (Akoso, 1993). Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan  mengatur keseimbangan air pada unggas (North, 1998). 
  
I.      Cloaca
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi (North, 1998). Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih (Akoso, 1993).
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum sebagai lubang keluar  dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut vent (Nesheim et al., 1997). Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso, 1993). Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur (North, 1998).
2. Organ Pencernaan Tambahan
Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu hati, pankreas dan limpa (North, 1998).
A.    Hati
Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari  dua  lobus,  yaitu  lobus dexter  dan  sinister.   Hati  mengeluarkan   cairan berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak. Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu. Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal (Lehninger, 1994).
B.     Pankreas
 Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan cairan pankreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein (North, 1998).
C.    Limpa
Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik antara proventriculusgizzard dan hati (Jull, 1991). Fungsi dari limpa sampai sekarang belum diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah.


III.  MATERI DAN METODE
A.      Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 14  maret 2015  pukul 08.00 WITA – selesai dikandang ternak unggas fakultas peternakan universitas halu oleo kendari.

B.       Materi
Dalam praktikum ini jumlah ayam yang digunakan 1 ekor, alat yang digunakan untuk menyembeli yaitu npisau, talang untuk tempat penampungan darah dan organ-organ pencernaan, serta alat tulis untuk menulis hasil pengamatan.

C.      Metode
Adapun metode praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1.         Membawah alat dan bahan
2.         Melakukan penyembelian ayam
3.         Menampung dara dan organ-organ pencernaan kedalam talang
4.         Melakukan pengamatan dan pengukuran  pada organ-organ pencernaan
5.         Menulis hasil pengamatan danpengukuran
6.         Membuat laporan


           






IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Praktikum
Hasil  praktikum pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggas dapat dilihat pada gambar 1, 2, 3 dan table 3.
Oval: 1      
Oval: 2       
Oval: 3        





                                                Gambar 1.

                                                                             
Oval: 5Oval: 4          



Oval: 8                       
                          Gambar 2.
Oval: 9
 


 










Keterangan :
1.      Paruh
7. Jejunum
2.      Oesophagus
8. Ilieum
3.      Crop
9. Sekum
4.      Proventrikulus
10. Usus besar
5.      Gizzard
11. Kloaka
6.       Duodenum


Tabel 1. Hasil Praktikum Pengamatan Organ Dalam pada Ternak Unggas.
No.
Parameter Organ Dalam
Panjang (cm)
Berat (gram)
1.
Oesophagus
21
6
2.
Crop
9
9
3.
Proventrikulus
4
9
4.
Gizzard
5
42.6
5.
Duodenum
26
6
6.
Jejunum
106
14
7.
Ilieum
100
8
8.
Coecum
25
5
9.
Usus besar
15
5
10.
Kloaka
3
10
11.
Hati
-
64.4
12.
 Pankreas
10
3
13.
 Limfa
-
2
14.
 Jantung
-
64.4

B.       Pembahasan
Pada praktukum organ pencernaan ayam broiler menggunakan 1 ekor ayam sebagai sampel, kemudian di lakukan pengamatan dan pengukuran  pada organ-organ pencernaan. Di mana ada dua indicator yang di ukur yaitu panjang dilambangkan dengan satuan cm dan berat dilambangkan dengan satuan gram.
Dari hasil praktikum di atas Oesophagus memiliki panjang 21 cm dan berat 6 gram, Crop memiliki panjang 9 cm dan berat 9 gram, Proventrikulus memiliki panjang 4 cm dan berat 9 gram, Gizzard memiliki panjang 5 cm dan berat 42,6 gram, Duodenum memiliki panjang 26 cm dan berat 6 gram, Jejunum memiliki panjang 106 cm dan berat 14 gram, Ilieum memiliki panjang 100 cm dan berat 8 gram, Coecum memiliki panjang 25 cm dan berat 5 gram, Usus besar memiliki panjang 15 cm dan berat 5 gram, Kloaka memiliki panjang 3 cm dan berat 10 gram, Hati untuk pada hati tidak diukur  panjangnya tetapi hanya beratnya yaitu 64,4 gram, Pankreas memiliki panjang 10 cm dan berat 3 gram,  Limfa untuk limpa tidak di ukur panjangnya tetapi hanya beratnya yaitu     2 gram, jantung juga tidak di ukur panjangnya hanya beretnya saja yaitu 64,4 gram.
Organ pencernaan pada ayam
1.      Mulut.
                   
                                    Gambar  4.
Ayam tidak mempunyai  bibir, lidah, pipi dan gigi sejati,  bagian mulut atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang. Lidah berfungsi untuk membantu menelan makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk mempermudah masuk keoesophagus (Nesheim et al., 1997).







2.      Oeshophagus (Tenggorokan)
                    
                                     Gambar  5.
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian.Dinding  dilapisi  selaput  lendir  yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis  oesophagus  menutup  dengan  adanya  otot.  Fungsi  oesophagus adalah menyalurkan  makanan  ke tembolok. Bawah

3.      Crop (Tembolok)
                   
                                   Gambar  6.
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus.
4.      Proventriculus (Lambung Kelenjar)
                                  
                                    Gambar  7.
Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna protein

5.      Gizzard (Empedal/Rempela)
                           
                                 Gambar  8.
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan  berasal dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju keduodenum. Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan lisut. Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam.

6.      Small Intestine (Usus Kecil)
                          
                                    Gambar  9.
Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum berbentuk huruf  V dengan bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik.

7.      Large Intestine (Usus Besar)
                         
                                     Gambar  10.
Large intestine  berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diameter small intentine dan berakhir pada kloaka (North, 1998). Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka (Akoso, 1993). Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan  mengatur keseimbangan air pada unggas (North, 1998). 




8.      Cloaca
                             
                                     Gambar  11.
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi (North, 1998). Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih (Akoso, 1993).



















V.    PENUTUP
A.      Kesimpul
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa system pencernaan ayam bebeda dengan hewan lainya. . Pakan akan melewati esofagus dan langsung menuju tembolok. Pakan di dalam tembolok akan mendapatkan sekreta mukus yang berfungsi untuk menghaluskan pakan. Setelah melewati tembolok, pakan menuju lambung kelenjar (proventrikulus) yang merupakan organ berdinding tebal dan berada di depan lambung otot (gizzard).
Gizzard atau lambung merupakan organ tersusun dari otot yang kuat, yang berisi bebatuan atau pasir, dan di dalamnya pakan akan dihancurkan. Pakan kemudian berpindah menuju usus halus, sekum dan usus besar, dan berakhir di kloaka. Sistem pencernaan pada unggas tergolong cepat karena membutuhkan waktu cerna hanya 2½ jam pada ayam petelur dan 8- 12 jam pada ayam lain.

B.     Saran
            Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yaitu sebelum praktikum alat dan bahan di cek kembali agar ketika praktikum tidak ada kendala lagi.






















DAFTAR PUSTAKA

Akoso, dan Nuggroho. 1993. Keanekaragaman Ternak Unggas. Dian Rakyat: Jakarta
Jull, 1991. Kemajuan  Mutakhir  dalam  Ilmu  Makanan  Ternak  Unggas. Cetakan Pertama. Universitas Press, Jakarta.
Lehninger, 1994. Pencernaan Ayam Bloiler. ACIAR :Bogor.
Nesheim et al., 1997. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Diterjemahkan  Oleh  :  BSrigandono  dan  KoePraseno.  Yogyakarta  :  UGM Press. Hal : 528, 542-552
North, 1998. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Sudaryati, 1994. Fisiologi Ternak. Bandung : Widya Padjadjaran. Hal : 163-190
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta


1 komentar:

  1. Bagi para pecinta Ayam Bangkok, Kali ini kami membagikan Pengelolahan Daging Ikan Lele Terupdate dari tajenonline.net

    Artikel Ayam Bangkok Selengkapnya

    Pakan Ayam Bangkok Menambah Daya Pukulan Dari Daging Ikan Lele
    https://tajenonline.net/pakan-ayam-bangkok-menambah-daya-pukulan-dari-daging-ikan-lele/

    Anda Juga Bisa Melakukan Chatting Langsung Di Whatsapp Kami +62-8122-222-995

    Terima Kasih Sudah Membaca Komentar Saya

    BalasHapus